價格:免費
更新日期:2019-07-04
檔案大小:10M
目前版本:1.0
版本需求:Android 2.3 以上版本
官方網站:mailto:arifinimam757@gmail.com
Email:https://www.freeprivacypolicy.com/privacy/view/17b31954e03403140f48582a843581ae
Zuhud dan kelembuatan hati mempelajari tentang apa dari makna dari zuhud dan apa makna dari kelembutan hati yang dijelaskan dalam 25 bab.
Dan diantara isinya adalah membahas tentang Zuhud dalam sesuatu (al-zuhd fi al-sya’i) menurut bahasa artinya berpaling dari sesuatu yang bersifat duniawi karena menganggapnya hina, remeh, dan yang lebih baik adalah tidak membutuhkannya. Di dalam Alquran banyak disebutkan tentang zuhud di dunia, kabar tentang kehinaan dunia, kefanaan dan kemusnahannya yang begitu cepat, perintah memperhatikan kepentingan akhirat, dan kabar tentang kemuliaan dan keabadiannya. Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada diri seorang hamba, maka Dia menghadirkan di dalam hatinya bukti penguat yang membuatnya bisa membedakan hakikat dunia dan akhirat, lalu dia memprioritaskan mana yang lebih penting.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata zuhud artinya meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat untuk kepentingan akhirat. Sedangkan wara’ ialah meninggalkan apa-apa yang mendatangkan mudharat untuk kepentingan akhirat. Sedangkan menurut Sufyan Ats-Tsaury zuhud di dunia artinya tidak mengumbar harapan tetapi bukan pula memakan makanan yang sudah kering atau mengenakan pakaian yang kurang layak (lusuh).
Sedangkan pengertian zuhud yang paling baik dan menyeluruh menurut Hasan bin Ali bin Abu Thalib, seperti dikutip oleh Ibnul Qayyim Al Jauziyah ialah zuhud di dunia bukan hanya berarti mengharamkan yang halal dan menyia-nyiakan harta tetapi jika engkau meyakini bahwa apa yang ada di tangan Allah itu lebih baik daripada apa yang ada di tanganmu, dan jika ada musibah yang menimpamu maka pahala atas musibah itu lebih engkau sukai daripada tidak tertimpa musibah sama sekali.
Definisi terakhir inilah yang dinilai paling baik dan menyeluruh oleh Ibnul Qayyim sebab di dalamnya ada keridhaan seorang hamba terhadap takdir yang menghampirinya; baik maupun buruk. Itu artinya, Ibnul Qayyim tidak hanya memberikan pandangan bahwa secara fisik zuhud itu harus miskin dan lusuh, tapi juga lebih dari itu. Hakikat zuhud ialah membuahkan keridhaan terhadap takdir Allah dan Allah pun akhirnya meridhai kita.
Menurut Imam Ahmad zuhud menunjukkan tiga perkara. Pertama, meninggalkan yang haram dan ini merupakan zuhudnya orang-orang awam. Kedua, meninggalkan berlebih-lebihan dalam hal yang halal, dan ini merupakan zuhudnya orang-orang khas atau khusus. Ketiga, meninggalkan kesibukan selain mengingat Allah dan inilah zuhudnya orang-orang yang ma’rifatullah (orang-orang yang memahami betul zat Allah dan kekuasaan-Nya).
Sehubungan dengan keutamaan zuhud, hadits berikut ini menggambarkan tentang anjuran Rasulullah untuk bersikap zuhud. Dari Abul Abbas, Sahl bin Sa’ad as-Sa’idi ra, ia berkata, seorang lelaki datang kepada Rasulullah Saw lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu perbuatan yang jika aku mengerjakannya maka saya akan dicintai Allah dan manusia,” maka Rasulullah bersabda, “Zuhudlah engkau di dunia niscaya Allah mencintaimu dan zuhudlah engkau dalam hal yang dicintai manusia, niscaya manusia mencintaimu,” (HR Ibnu Majah)
Hadits ini memberikan penjelasan kepada kita bahwa seutama-utamanya perbuatan yang dapat mendatangkan cinta Allah dan manusia ialah zuhud. Rasulullah melalui hadits ini juga menganjurkan kita supaya menahan diri dari memperbanyak harta dunia dan bersikap zuhud. Beliau bersabda, ‘Jadilah kamu di dunia ini laksanan orang asing atau pengembara,’ dan beliau juga besabda, ‘Cinta kepada dunia menjadi pangkal perbuatan dosa,’ atau dalam hadits lain Rasul juga bersabda, ‘Orang yang zuhud dari kesenangan dunia menjadikan hatinya nyaman di dunia dan di akhirat. Sedangkan orang yang mencintai dunia hatinya menjadi resah di dunia dan di akhirat,’